FOKUS
Cerita Motivasi
Dari Dewangga
Bismillah,
Saat Saya mengirim pesan ini ke Anda, sudah hampir 2 minggu kita berpisah dengan bulan Ramadhan.
Setelah liburan Idul Fitri, semua orang kembali kepada rutinitasnya masing-masing.
Saya juga begitu,
Liburannya sudah selesai, dan entah kenapa hal pertama yang ingin Saya lakukan pertama kali sebelum memulai aktivitas bisnis Saya adalah mengirimkan email ke Anda, hehe.
Di email ini Saya mau sedikit sharing pemikiran.
Jadi. . .
Saya termasuk orang yang percaya bahwa salah satu hal menantang setelah bulan Ramadhan adalah menjaga amalan-amalan kita.
Bisa gak kita membawa rutinitas Ramadhan ke bulan-bulan lainnya?
Misal ada yang di bulan Ramadhan banyak baca Al-Quran, sedekah dan shalat malam.
Nah, masih lanjut gak semua amalan itu diluar Ramadhan?
Ini menantang banget dan sekaligus bikin deg-deg an, hehe.
Menantang karena "suasana" Ramadhan tuh beda banget, iya gak?
Kalau dibulan Ramadhan, berbuat baik banyak temannya.
Memang yang rame-rame itu lebih asik, hehe
Deg-deg an karena salah satu tanda amalan seorang hamba diterima adalah Allah akan mudahkan orang tersebut untuk melakukan amal saleh lainnya.
Gampangnya. . .
Kalau kita berbuat baik, dan Allah terima perbuatan itu. Nanti kita jadi mudah melakukan kebaikan lainnya.
Dari pesan ini kita jadi belajar.
Bisa-bisa nih ya, kalau setelah Ramadhan kita malah sulit untuk beramal, jangan-jangan . . . .
(#sensor, maaf gak sanggup nerusinnya)
Karena itulah, banyak orang setelah Ramadhan usai, mereka saling mengucapkan "Taqaballahu minna wa minkum". Yang artinya semoga Allah menerima amal kami dan kalian.
Saling mendoakan semoga Allah menerima sederet amal-amal yang kita lakukan di bulan Ramadhan.
Nah, ngomong-ngomong tentang menjaga amal saleh diluar Ramadhan, Saya punya sedikit tips.
Sedikit aja, soalnya Saya bukan Ustadz.
Jadi silahkan dipraktikan kalau mau, kalau gak mau juga gak papa, hehe.
Kalau ingin menjaga amalan diluar bulan Ramadhan, tips dari Saya adalah
JANGAN IBADAH DI WAKTU SISA.
Ya, penjelasannya seperti ini.
Kalau mau melakukan ibadah atau beramal, jangan diwaktu-waktu sisa. Atau jangan pas waktu luang. Tapi geser sedikit cara berfikirnya. Jadi IBADAH DULU, BARU AKTIVITAS LAINNYA.
Kalau dulu misal seperti ini . . .
Baca Al Quran setelah shalat maghrib,
Shalat malam kalau bangun malam,
Sedekah kalau pas ada uangnya,
Nah, sekarang diubah, jadi . . .
Jangan ngerjain apapun sebelum baca Al Quran sekian halaman
Bangun tidur, jangan ngapa-ngapain sebelum shalat sunnah
Nggak mulai aktivitas pagi sebelum sedekah
Kalau mikirnya "Ibadah dulu, baru aktivitas" insyaAllah akan lebih mudah beramalnya.
Selama ini banyak orang ingin beramal, tapi sayangnya cara pikirnya masih pakai waktu sisa.
Jadi bukan memprioritaskan, tapi meluangkan.
Nah, meluangkan ini terkadang jadi masalah.
Kalau hanya meluangkan waktu, kurang pas bagi sebagian orang.
Apalagi bagi pengusaha dimana waktunya gak ada yang atur-atur, hehe.
Saya perhatikan, selama ini ibadah sering meleset, karena ibadahnya pakai waktu sisa.
Dalam hati kita berfikir
"Ah, nanti ibadah jam sekian."
Eh pas jamnya. . . lupa, keasikan sama aktivitas lainnya, atau malas.
Atau ada juga kasus dimana niat ibadah sudah ada, tapi pas waktunya ngerasa capek jadi ketunda deh.
Nah, yang pernah merasa gitu coba deh saran barusan.
Jangan ibadah di waktu sisa. Ibadah dulu, aktivitas kemudian.
Jadi kalau mau mengerjakan sesuatu, awali dulu dengan ibadah.
Misal baca Al Quran sekian halaman. Atau buat teman-teman pengusaha, sebelum memulai aktivitas paginya, Shalat Dhuha dulu.
Pokoknya ya. . .
Kalau sudah niat mau ibadah, jangan pegang Hpnya !
Hp tuh biasanya membuat seseorang hilang fokus.
Jujur aja deh, kita kalau sudah asik sama sesuatu, susah berhentinya.
Keasikan scroll sosmed, jadi malas ibadah, lepas sunnah-sunnahnya.
Keasikan nonton youtube, susah berhentinya, akhirnya lepas baca Al Qurannya.
Jadi begitu ya,
Semoga tips pertama ini bermanfaat.
Eh, baru pertama?
Iya, Saya masih ada yang mau disampaikan ke Anda, hehe.
Sebenarnya Saya kurang cocok menyampaikan hal diatas karena Saya pribadi masih butuh banyak belajar. Tapi silahkan yang merasa sulit beramal, gunakan tips barusan.
Anggap aja sharing dari saudaranya.
Dan sebenarnya kalau kita teliti, tips itu gak hanya bisa dipakai untuk ibadah aja lho.
Bisa juga dipakai untuk sisi kehidupan lainnya.
Contohnya untuk menabung.
Bagi yang susah menyisihkan uangnya, coba deh diubah cara berfikirnya.
Menabung jangan dengan uang sisa.
Tapi sisihkanlah uang, tepat disaat kita menerima uang tersebut.
Misal hasil dari bisnis 10 juta.
Nah, jangan berfikir begini
"Asik 10 juta, bisa belanja banyak nih. Nanti kalau ada sisa, ditabung ah"
Jangan berfikir begitu, karena pasti gak ada sisanya, hahaha.
Yang benar itu, begitu dapat uangnya, langsung potong untuk ditabung diawal.
Misal dapat 10 juta, langsung potong 5% sampai 20% untuk ditabung.
Gak cuma 10 juta aja sih. Intinya dapat berapapun, langsung potong.
Mau itu dapat ratusan ribu, belasan juta, puluhan juta, atau berapapun, begitu kita terima uangnya, langsung potong.
Banyak orang mengeluh gak bisa menabung. Padahal bukan gak bisa nabung, tapi cara nabungnya salah.
Mereka menabung dari uang sisa. Lha apa yang mau ditabung?
Diakhir bulan, uangnya gak bersisa sama sekali? hehe
Yang begini, ujung-ujungnya jadi merasa bersalah.
Beda kalau kita potong diawal. Jika kita sudah nabung saat uang masih utuh, maka sisanya bisa kita pakai untuk macam-macam. Bisa kita habiskan sepuasnya deh uang sisanya. Dan tidak meninggalkan perasaan bersalah karena kita sudah menabung.
Nangkap kan konsepnya?
Saya sarankan, setelah Anda baca pesan Saya ini. Sesulit apapun keuangan Anda cobalah setidaknya menabung 250ribu dalam sebulan.
Apakah menabung 250ribu sulit?
Bagi sebagian orang mungkin tidak.
Tapi bagi yang menganggap itu sulit, coba pakai cara memandang yang berbeda.
Cara pandangnya adalah 250ribu dibagi 25 hari.
Jadi sehari sisihkan 10ribu.
InsyaAllah kalau 10ribu/hari banyak orang yang mampu.
Buat apa mas Dew 250ribu perbulan?
Mari kita kali 12 bulan alias 1 tahun.
Kalau bisa rutin, maka 250ribu dikali 12 bulan, jadilah 3 juta.
3 juta dalam setahun buat apa?
Buat ikut bequrban.
Saya mungkin salah, tapi ada satu amalan yang masih sering dianggap remeh oleh banyak orang.
Padahal itu adalah salah satu sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan. Yaitu ikut berqurban.
Di Indonesia, dengan uang 3 juta, kita bisa menyumbang 1 ekor kambing atau ikut berserikat dalam 1 kelompok qurban sapi.
Nah, banyak orang masih beranggapan bahwa ibadah qurban itu hanya dilakukan oleh orang yang kelebihan duit.
Menurut Saya, maaf itu kurang tepat.
Dikepala Saya, Saya berfikir. Kalau Allah menurunkan 1 syariat, maka sebenarnya Allah yakin hambaNya mampu melakukan syariat itu.
Bahasanya di Al Quran jelas. Dia (Allah) tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Q.S Al Hajj ayat 78)
Jadi Allah pada dasarnya tidak menetapkan hukum yang sulit.
Contohnya shalat, sehari cuma 5 waktu. Kalau jadi 10 waktu saja, mungkin banyak yang gak bisa menyempurnakannya.
Atau misal puasa, dari terbit matahari sampai tenggelam matahari, jelas waktunya. Bayangkan kalau puasa waktunya 1 hari full. Pasti banyak yang pingsan, hehe.
Ini berlaku untuk semua hal.
Termasuk qurban.
Jadi dengan strategi yang tepat, maka insyaAllah semua orang bisa berqurban.
Bagi yang belum bisa qurban tahun ini.
Ayo niatkan untuk tahun berikutnya.
Tabung 10ribu perhari, atau 250ribu perbulan.
Konsisten 12 bulan. Cara nabungnya, begitu dapat uang, langsung potong. Bukan menunggu dari uang sisa.
Jadi sebenarnya, apa yang Saya jabarkan daritadi adalah sebuah konsep untuk mengubah nasib seseorang.
Banyak orang ingin mengubah hidupnya.
Ada yang sempit ekonominya, ada yang tertekan dengan lingkungannya, ada yang jenuh dengan kesehariannya, dan ada yang punya masalah lainnya.
Masalah-masalah itu terakumulasi, menumpuk hingga mempengaruhi nasib.
Ada yang seakan-akan masalahnya gak selesai, sehingga sepertinya kehidupannya jadi bermasalah.
Lalu bagaimana cara mengubahnya?
Apalagi Ramadhan baru saja selesai, ini momentum yang tepat untuk memperbaiki kondisi hidup.
Kalau boleh Saya berikan masukan, jika ingin hidup berubah total.
Maka UBAHLAH PRIORITAS nya.
Seperti yang Saya contohkan diatas.
Seseorang bisa mudah ibadah, ketika mereka punya prinsip Ibadah Dulu, Aktivitas Kemudian.
Ini mengatur prioritas.
Atau bagaimana memotong 10ribu perhari setiap dapat uang dalam 1 tahun berubah jadi 1 ekor kambing untuk diqurbankan.
Ini juga berbicara tentang prioritas.
Jadi kesimpulannya. . .
KUALITAS HIDUP SESEORANG, TERCERMIN DARI KUALITAS PRIORITASNYA.
Selama ini banyak orang yang hidupnya macet, masalah gak selesai, hidup gak tumbuh karena salah mengatur prioritas.
Banyak orang masih mendahulukan hal yang sia-sia, dibanding hal yang bermanfaat.
Banyak kan?
Orang yang lebih memilih scroll sosmed hanya untuk mengisi waktu luang, dibanding pakai waktunya untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat?
Banyak kan?
Orang yang memilih menghabiskan waktunya untuk mengeluh, mengeluarkan unek-unek hati, ngomongin orang, dibanding pakai waktunya untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat?
Banyak kan?
Orang yang begitu bangun tidur, yang langsung dipegang adalah HPnya. Tau-tau 30 menit lewat gitu aja, padahal 30 menit itu bisa dipakai untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat?
Banyak kan?
Orang yang prioritas dalam 1 harinya adalah hal sia-sia. Sehingga, 1 hari lewat gitu aja.
1 hari jadi 1 minggu. 1 minggu jadi 1 bulan. Dan akhirnya berbulan-bulan hidupnya hanya lewat gitu aja.
Setelah membaca sampai sini, kita jadi sadar bahwa apa yang kita "dahulukan", itu berdampak dalam hidup kita. .
Dalam bisnis juga begitu.
Ada yang mau bisnisnya berubah jadi lebih baik?
Maka ubah prioritasnya.
Kalau bermasalah pada penjualan, prioritaskan traffic.
Kalau penjualan sudah mulai stabil, prioritaskan repeat order.
Kalau sudah punya pelanggan, prioritaskan bangun tim.
Kalau sudah ada tim, prioritaskan bangun sistem.
Dan lain-lain.
Banyak pengusaha ngaco prioritasnya.
Salesnya bermasalah, eh yang diprioritasin main-main.
Pelanggannya sudah banyak, eh gak bangun tim.
Wajar kalau bisnis gak tumbuh, karena salah prioritas.
Jadi, ayolah.
Yuk diubah.
Ubah prioritasnya.
Hal-hal yang berdampak pada masa depan Anda, taruh diurutan pertama untuk dikerjakan.
Pakai waktunya buat hal yang penting dan mendesak.
Yang gak mendesak dan gak penting, taruh diurutan terakhir.
Konsisten lakukan itu.
Saya tahu sulitnya disiplin melakukan itu.
Percaya, Saya tahu bosannya melakukan hal yang membuat kita tumbuh.
Saya tahu tekanannya seperti apa.
Tapi mau gimana lagi.
Pilihannya hanya 2.
Sakitnya disiplin atau pedihnya penyesalan.
Selamat memilih, dan selamat karena telah membaca email ini sampai selesai.
Semoga Anda dapat manfaat dari pesan Saya barusan.
Aamiin.
Sekian dulu ya emailnya, dan sampai ketemu di email Saya lainnya.
Salam Hangat,
Dewangga
Passionate In Business Development
Nb : Oh ya, supaya email ini lebih berdampak, Saya boleh tahu gak?
Jadi apa prioritas Anda saat ini ? Dan kenapa Anda memprioritaskan itu?
Boleh balas email ini ya, Saya doakan yang balas dimudahkan Allah jalannya jadi triluner, hehe.
entrepreneurID
Perumahan Daun Village, Jl. Mt. Haryono
Balikpapan
Indonesia
If you don't want these emails anymore, you can Unsubscribe here.
You also can change your subscription. Manage Subscription
Komentar
Posting Komentar